Home » » Tentang ISR

Tentang ISR



Allahumma Yasir kulla ‘asiir, Fa inna ‘asiir ma’a Yasiir.

Sedikit bercerita tentang kondisi saya yang menggantung, ya setidaknya  3 bulan kedepan lah (sampai akhir semester genap ini). Pasalnya beasiswa yang saya dapat akan ditangguhkan pembayarannya hingga akhir semester genap ini. Padahal tinggal -sak nyuk- lagi saya bertahan di UII ini. Tapi memang, lagi-lagi birokrasi yang jlimet yang entah sampai kapan selesai yang membuat permasalahan ini semakin keruh.

Dan faktanya, selama ini pembayaran SPP dan SKS kami masih ditalangi oleh fakultas ternyata. Dan itu bukan dana yang sedikit. Pihak Dikti dalam hal ini Biro Perencanaan Kerjasama dan Luar Negri (BPKLN) KEMDIKBUD RI, masih juga belum dapat mencairkan dana yang masih tersangkut pada birokrasi di DPR. Paling tidak ada beberapa anggaran dana Kementrian Pendidikan yang masih dibintangi oleh DPR, salah satunya anggaran Beasiswa ini.

Faktor pertama terkait pemberhentian dana beasiswa tersebut adalah yang saya jelaskan diatas tadi. Masih ada satu lagi sebenarnya yang menjadi pertimbangan Fakultas untuk memutuskan pemberhentian beasiswa itu. Yakni kewajiban kami dalam menunaikan program ISR (Intelektual Sosial Responsibility) yang belum terlaksana. Penerima Beasiswa Unggulan angkatan 2010 kena gampar dalam hal ini. Kami adalah angkatan pertama sekaligus mahasiswa yang paling lama menerima kucuran dana beasiswa ini, namun juga belum sukses dalam menunaikan program ISR tersebut. Sebenarnya tahun lalu sudah berjalan, namun Dekan kami menilai itu belum optimal. Sehingga.. ya mau bagaimana lagi, kami lah yang pertama terkena teguran berat ini. Kami diancam penangguhan pembiayaan kuliah sampai akhir semester depan, apabila program ISR ini tidak terlaksana.

Sedikit mengenai ISR. ISR = Intelektual Sosial Responsibility adalah semacam kompensasi kami yang telah menerima beasiswa sebagai wujud pertanggung jawaban kepada masyarakat luas. Karena pada dasarnya uang/dana beasiswa ini adalah anggaran Negara, oleh karena itu harus ada laporan terkait ISR itu sendiri. Wujudnya bisa apa saja, bisa melalui media cetak (Koran) media elektronik atau apa lah, yang penting masyarakat luas tahu mengenai keberadaan  Beasiswa Unggulan ini dan hasilnya itu berwujud. Entah program apa pun, yang penting membawa misi (embel-embel) Beasiswa Ungglan.

Di beberapa kesempatan yang lalu, saya sudah mengirim berbagai tulisan untuk bisa termuat dalam media cetak, namun sampai sekarang nihil. Opsi nya tulisan saya memang tidak dimuat atau sudah termuat tapi terlewat untuk nge-ceknya. Tapi sepertinya memang tidak dimuat, hhe..
Beberapa rekan dan relasi sudah saya hubungi, tapi memang untuk tembus ke media cetak (Koran Nasional apalagi) itu Susah. Selanjutnya dalam bentuk penelitian, Lagi-lagi, saya kandas kalau urusan yang beginian. Program seperti itu hanya isapan jempol belaka. Pilihan berikutnya, bukan kita yang nulis, tapi media cetak lah yang meliput. Namun untuk mengundang wartawan meliput kita paling tidak harus memiliki prestasi sendiri bukan? Jika demikian, hmm CORET.
Masih ada lagi, dan ini setahun yang lalu sempat berjalan. Kami penerima beasiswa unggulan FTSP mengadakan sebuah program atau acara. Dan memang sudah termuat dalam Koran, namun Dekan kami menganggap itu belum optimal karena Koran yang memuat baru setingkat provinsi dan kota.

Fakta berikutnya, untuk pembayaran UTS besok ternyata belum juga terbayarkan. Dan bagian keuangan FTSP tidak memberikan toleransi lagi. Singkat kata, kami harus melunasi dulu baru bisa ikut ujian tengah semester. Hmm.. (sesi galau dimulai). Surat keringanan untuk pembayaran itu sebenarnya masih bisa diberikan asal slip pengajuan ISR kami di ACC oleh dosen JTL dan Dekan FTSP. Namun untuk sampai mendapat ACC tersebut masih terkendala di dosen kami dan itu hiiih.. bikin emosi betul. “saya itu mintanya bukan hanya judul dan gambaran kasar saja, saya bisa Acc ini apabila sudah ada proposal lengkap dan fix.” kita mau UTS besok pak, dan bagian keuangan baru memberikan surat keringanan untuk mengambil kartu ujian setelah ada ACC ini.  “loh, itu kan urusan kalian, saya hanya ditugasi pak Dekan untuk memantau program ISR ini saja..” dan bla..bla…bla..

It’s ok, InsyaAllah ada jalan untuk permasalahan ini,
Allahumma Yasir kulla ‘asiir, Fa inna ‘asiir ma’a Yasiir


@Kampus FTSP lantai 2 depan kantor Dekanat, sembari menunggu Pak Hanif, MT (WaDek) sang penolong kami, hhe..
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. :: Harun A. Aziz :: - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger