Cinta itu...

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.

Ia mengambil kesempatan.. (Itulah keberanian.)
Atau
Ia mempersilakan.. (Yang ini pengorbanan.)

Original Gombal


Gombal part 3


Gombal Part 2


Gombal part 1





DIBALIK RAHASIA ISRA’ MI’RAJ


DIBALIK RAHASIA ISRA’ MI’RAJ

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Q.S Al-Isra’ [17] : 1
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa peristiwa isra’ mi’raj merupakan peristiwa fenomenal penuh teka teki didalamnya dan banyak mengandung hikmah, baik secara ruhaniyah maupun secara aqliyah. Peristiwa ini dialami baginda Rasul kita nabi agung Muhammad SAW pada tanggal 27 rajab, tahun ke-11 kenabian. Secara khusus, Allah SWT mendokumentasikan peristiwa ini pada ayat-ayat Al quran yang memberikan anyak isyarat kepada seluruh manusia untuk dapat mengkajinya lebih mendalam. Peristiwa Isra’ wa mi’raj ini agaknya menjadi sebuah revolusi besar bagi dunia Sains dan Ilmu Teknologi, mengingat Isra’ Mi’raj ini adalah sebuah perjalanan yang terjadi hanya dalam waktu semalam dengan jarak tempuh diluar batas pemikiran manusia. Banyak ahli-ahli dunia meneliti akan kebenaran dan rasionalitas perjalanan ini dan belum juga muncul sebuah teori yang valid dan terbukti mengenai peristiwa ini.

Tahun Kesedihan Rasulullah SAW
Pada kesempatan kali ini kami akan sedikit mengupas tentang bagaimana hikmah serta skenario Allah SWT yang dirancang untuk Nabi Muhammad SAW yang ketika itu memang membutuhkan bantuan dan dorongan motivasi untuk melanjutkan dakwah islamiyah beliau. Sebelum membahas lebih detail mengenai peristiwa Isra’ M’raj ada beberapa hal yang perlu kita ketahui. Kita putar  jam waktu pada satu tahun sebelum kejadian ini terjadi, bahwa riwayat mengatakan pada tahun ini merupakan tahun kesedihan yang dialami Rasulullah SAW. Dimulai dari wafatnya paman beliau, Abi Thalib bin Muthalib, kemudian disusul istri tercinta, Siti Khadijah, ditambah lagi perlakuan penolakan dawah nabi dengan dilempari dengan batu dan cemooh sehingga Nabi Muhammad SAW merasa tertekan dan sedih.
Bagaimana tidak disebut tahun-tahun kesedihan, dimulai dengan wafatnya paman beliau Abi Thalib bin Muthalib yang merupakan backing Politic dimana selalu menjaga Muhammad dari berbagai ancaman kafir Quraisy. Paman yang telah mengasuh, mendidik dan membesarkannya. Paman yang selalu mendampingi dan memberikan semangat kepada Muhammad. Selalu ada tatkala Muhammad membutuhkan pertolongan. Kemudian disusul meniggalnya Siti Khadijah, sang backing psycologis and financial yang selalu mendampingi, tempat berbagi, serta mendukung setiap langkah Rasul. Meninggalnya siti Khadijah ini sangat memukul Rasulullah SAW ketika harus kehilangan istri tercinta dan harus sendiri mengahadapi hidup tanpa seorang pendamping. Berharap sebuah bantuan dari sanak familinya yang jauh, yaitu suku Ats Tsaqofi yang masih family ibunya Aminah, namun yang didapat bukan sambutan hangat, melainkan timpukan batu sehingga rasulullah sampai berlumuran darah dari kepala sampai kaki. Maka apabila diilustrasikan sebuah siklus saat itu Rasulullah sedang berada pada titik terendah dalam hidupnya, merasa kehilangan dan sendiri. Namun yang perlu kita ketahui bahwa titik terendah adalah titik awal untuk menuju pada titik pasang atau naik. Maka pada saat itu rasulullah berdoa,yang dikutip dari sebuah Hadist :
“Ya Allah kepadamu aku mengadukan kelemahan dari kekuatanku, kekurangan kemampuanku,kelemahan dalam mengahadapi orang-orang yang lemah,Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapakah engkau menyerahkan aku? Apakah kepada yang jauh bermasam muka kepadaku? Ataukah kepada musuh yang engkau kuasakan untuk menguasai diriku? Jika bukan karena Amarahmu atas diriku,maka tidak akan aku perdulikan.namun perlindungan dengan sinar wajahMu yang menyinari kegelapan,sehingga baik atas urusan dunia dan akhirat ,dari padaMu lah segala petunjuk atas keridhoan sehingga engkau menjadi ridho,dan tidak ada tipu daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan engkajuga” (HR. Muslim)
Peristiwa Isra’ Mi’raj ini lah yang Allah atur sebagai suatu hiburan dan motivasi batin yang sangat dbutuhkan Muhammad waktu itu. Dengan berbagai keajaiban dan hikmah didalamnya Allah SWT mencoba menghibur Muhammad dan memberikan banyak pengetahuan serta motivasi. Inilah skenario yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah mengujinya dengan tahun kesedihan, mencabut seluruh backing-backing tersebut , agar Nabi Muhammad SAW benar-benar berada pada kondisi “Tauhid yang prima”. Ketauhidan dimana hanya Allah lah yang menjadi tempat satu-satunya backing dan menyandarkan diri. Bukan pada manusia, harta atau sesembahan lainnya.
“Apapun yang terjadi semua dengan izin Allah,dan barang siapa beriman kepada Allah maha kuasa atas segala sesuatu.”( Q.S Al-Taghabun [64] : 11) Jadi Allah lah yang menguasai hati kita ,maka janganlah melupakan Allah , sebab barang siapa lupa kepada Allah maka setan menggantikan kedudukan Allah di hatinya.
 
Support : Copyright © 2011. :: Harun A. Aziz :: - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger