Home » » Susahnya Menjaga Hati yang ISTIQOMAH

Susahnya Menjaga Hati yang ISTIQOMAH


Susahnya Menjaga Hati Tetap Istiqomah
Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba'da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
(QS. Ali Imran: 7)

Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala diinik...
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu."
(HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

Hati hanya sebesar genggaman tangan, ukurannya kecil dan sangant rapuh. Terdiri atas serat serat alami yang tersusun dari kumpulan elektron elektron sensitive dimana saling berhubungan membentuk kombinasi apik didalamnya. Apabila satu elektron saja keluar dari jalurnya, hati akan bereaksi dan tentu menimbulkan penyakit-penyakit hati pada umumnya.
Rasulullah SAW bersabda : " ....ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, ketauhilah bahwa dia itu adalah hati." (Muttafaq 'Alaih).
Hati mudah untuk bereaksi. Ia sangat sensitive layaknya kulit bayi. Mudah tergores dan mudah teriris. Mudah tersengat dan mudah terluka. Ia peka akan lingkungannya. Hal sekecil apa pun dapat mempengaruhinya. Hati juga tidak dapat berbohong, tidak ada yang bisa membohonginya pula. Ia akan jujur pada setiap keadaan.
Hati juga mudah untuk bergejolak. Keputusannya tidak menentu. Pagi A, malam berubah menjadi B. Dahulu A, sekarang berubah B. Di awal-awal teguh pada pendiriannya, namun pada akhir ujung berubah juga dari pendiriannya. Itulah hati, tidak menentu. Ia selalu berlaku jujur pada apa pun yang ada disekilingnya. Itulah hati. Tidak mudah untuk menebak apa yang ia inginkan.
Rasulullah SAW pun telah memberikan peringatan akan kondisi hati ini. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa gejolak hati lebih kencang perputarannya daripada perputaran air yang mendidih. Prinsip air mendidih ialah berputarnya air dari bawah bejana menuju keatas karena perbedaan masa jenis. Berputarnya air sangat cepat. Apabila air di bagian bawah mulai panas, maka ia akan mendesak keatas dan air bagian atas akan berpindah kebawah. Proses perputaran ini berlangsung terus menerus hingga panas air merata ke seluruh bagian. Oleh Allah SWT, air diberlakukan hukum sedemikan rumitnya. Apalagi hati, dimana ia merupakan kunci dari kehidupan ini. Maka sungguh, gejolak hati ini adalah hukum yang diberikan Allah SWT kepada tiap insan manusia dengan segelumit lika likunya. Berlaku baginya ketentuan ketentuan Allah disetiap pengambilan keputusan.
Rasulullah mengibaratkan proses air mendidih dengan gejolak hati. Artinya bahwa memang gejolak hati ini perputarannya sangat cepat dan tidak beraturan melebihi perputaran air yang mendidih. Setiap saat dapat berubah sesuai kondisi dan faktor lingkungan lainnya. Sudah menjadi sebuah ketentuan bahwa hati memang demikian adanya.
Gejolak hati sendiri memiliki makna sebagai berikut; suatu perputaran hati dimana segala kebijakan dan keputusannya dapat berubah kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Ia cenderung tidak konsisten dan mudah melirik pilihan lain. Mudah terpengaruh dan mudah melenceng dari azzam dan niat sebelumnya. Istiqomah hanya isapan jempol saja. Sesuai kudratnya, setiap insan berlaku ketentuan-ketentuan gejolak hati ini. Ketidak konsistenan manusia dalam memilih, menetapkan dan mempertahankan prinsip merupakan bagian dari gejolak hati. Pagi menetapkan A, ketika malam tiba berubah menjadi B. Dahulu A, lamban laun berubah menjadi B. Inilah gejolak hati.
Adanya pilihan kedua, ketiga dan seterusnya memicu ketidak istiqomahan hati. Menjadikannya bimbang dalam memilih dan akhirnya merubah segala pilihannya. Dari pada kerja hasilnya sama, ada pilihan korupsi yang lebih menggiurkan. Kesungguhan awal jam segini harus belajar, bebarengan dengan itu ada siaran televisi yang menarik. Sudah yakin jodohnya ini, tapi melihat gadis lain jadi berpindah hati. Sudah bagus, rutin menghafal Al Quran tiap ba’da maghrib, namun ada pilihan kesibukan lain akhirnya jadi kandas. Seperti ini lah gambaran kebanyakan dari kita, yang akar permasalahan tersebut bermuara pada gejolak hati. Demikian lah, terkadang kita kurang arif terhadap berbagai pilihan yang hadir dalam hidup ini.
Ketidakpuasan terhadap pilihan awal pun juga demikian, ia memicu untuk mencari kepuasan lain sehingga merusak keistiqomahan yang telah dirajut. Merasa tidak puas pada keputusan awal, mencar-cari hal lain untuk memenuhi kepuasan, dan setelah puas ia akan berganti keputusan. Jika hal ini berlanjut terus, maka manusia tersebut tak lagi memiliki prinsip dan keistiqomahaan. Dunianya penuh dengan ketidakpuasaan dan berganti-ganti keputusan, bimbang dan ragu. Karena memang manusia tak akan pernah puas pada hal apa pun.
Hati memang akan jujur. Melihat ada pilihan lain, ia akan jujur dan condong kepadanya. Melihat peluang lain, ia akan jujur terhadap itu. Demikian rumitnya ketentuan ketentuan yang Allah SWT berikan kepada manusia. Hukum Allah SWT melalui sebuah hati.
Menjaga hati agar tetap istiqomah memang susah. Keberadaannya yang tak menentu menjadikan banyak manusia berlaku tak konsisten. Sebagai penikmat cinta, gejolak hati merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan bijaksana. Tujuannya jelas, agar nikmat cinta yang Allah berikan tidak rusak dan tetap bisa dinikmati dengan senang hati. Gejolak hati juga merupakan hambatan dalam menikmati cinta. Keberadaannya yang tidak menentu menyebabkan nikmat cinta yang sejati hilang perlahan. Ketidak konsistenan hati dalam memutuskan sesuatu juga dapat merusak nikmat cinta.
Manusia memiliki keterbatasan, hal ini nampak dalam permasalahan ini. Sekuat apa pun manusia, se-cuek apa pun ia pasti akan jatuh ketika berhadapan dengan gejolak hati. Ketika di awal manusia sudah bisa beristiqomah dan memiliki azzam yang kuat, namun terkadang di tengah jalan kandas begitu saja oleh keputusan hati yang tak menentu. Sekali lagi, bahwa gejolak hati ini merupakan godaan yang sangat mengancam. Banyak manusia yang gagal dalam karir, gagal dalam cinta, gagal dalam pendidikian karena tak kuasa menahan gejolak hati pada dirinya. “Awalnya memang semangat,tapi ntah mengapa aku jadi begini ketika menjalaninya beberapa bulan” atau “planning usaha ku sudah baik, tapi mengapa untuk menjaganya istiqomah sesuai planning kok susah” atau “aku merasa dia adalah jodohku, tapi mengapa bisa berpindah hati ke yang lain ya..?” beberapa gumaman segelintir orang ketika tak sadar akan gejolak hati ini. Demikian bagaimana gejolak hati menggerogoti setiap pengambilan keputusan hidup kita. Betapa susahnya menjaga hati ini agar tetap istiqomah.
Urusan hati yang satu ini belum ada rumus penawarnya. Sepandai apa pun manusia merumuskan obat penawar, tak kan mampu mujarab mengobatinya. Karena pada hakikatnya pemilik hati bukan manusia sendiri, namun Dzat yang Maha Memiliki. Ia yang mengatur segala ketetapan hati. Penguasa sejati atas segala isi hati.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sesungguhnya hati anak Adam (manusia), semuanya berada di antara dua jari dari jari-jemari Allah, laksana hati yang satu, Dia arahkan ke mana saja yang Dia kehendaki." (HR. Muslim)
Dalam riwayat at Tirmidzi dari hadits Malik bin Anas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya hati itu berada di dua jari dari jari-jari Ar Rahman, Dia membolak-balikkan sekehendak-Nya." Dalam riwayat Ahmad, "jika Dia berkehendak (untuk menjadikannya sesat) maka akan disesatkan-Nya dan jika berkehendak maka akan tetap diteguhkan di atas petunjuk."
Sedangkan siapa yang hatinya dijaga oleh Allah dengan hidayah, tiada seorang pun yang bisa menyesatkannya.
"Siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak seorangpun yang bisa menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh Allah maka tida seorangpun yang bisa memberinya petunjuk." (HR. Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidzi dan lainnya)
Karenanya, segala permasalahan terkait hati ini hanya bisa diserahkan pada pemiliknya. Hanya memohon kepada-Nya untuk diteguhkan dan ditetapkan hati dari segala gejolak dan perputaran hati yang tak menentu.
Dalam doa kita :
Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala diinik...
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu."
(HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa 'Alaa Thaa'atik
"Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu."
(HR. Muslim)
            Apa pun keputusan kita, sejelek apa pun hal yang telah kita putuskan, hargai lah ia. Jangan mudah goyah pada I’tikad dan azam yang telah tertanam dalam sanubari. Jangan mudah meninggalkan niat awal kita hanya untuk mencari kepuasan saja.
Apa pun pilihan yang telah kita tentukan, syukuri lah ia. Jangan mudah terpengaruh oleh pilihan-pilihan lain yang lebih menggiurkan. Barangkali rumput tetangga lebih hijau, namun lebih bangga pada rumput halaman sendiri. Allah SWT memberikan rumput yang tidak lebih hijau dari tetangga tersebut karena memang itulah kebutuhan kita, bukan berdasar keinginan kita. Karena jika menuruti kenginan pastilah tak ada habisnya, bumi seisinya pun dirasa kurang hanya untuk memenuhi keinginan dan hawa nafssu manusia. 
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita, menjaga hati agar selalu berada dijalan-Nya degan penuh keridhoan dan keikhlasan. Semoga Allah SWT juga menetapkan hati kita dengan penuh kebijaksanaan. Bukan demi keinginan kita tapi karena kebutuhan dan kebaikan kita kedepan.
Wallahua’lam..
Harun Abdul Aziz
Mahasiswa Teknik Lingkungan FTSP-UII
Program BSU BPKLN KEMNDIKNAS RI
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. :: Harun A. Aziz :: - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger