Salahkah
Aku Mencintainya
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang
kuat dan ketertarikan pribadi. Biasanya disertai dengan sensasi yang unik.
Membuat orang menjadi bergairah, semangat dan melayang layang. Seolah lupa
segalanya. Lupa makan, lupa belajar dan lupa kalau ternyata dirinya sedang
sakit. Semuanya bisa terjadi dengan cinta ini. Jarak beratus kilo tak menjadi
halangan. Hal yang dikira mustahil dapat menjadi pasti. Sebuah kekuatan tanpa
batas yang diciptakan Sang Khaliq untuk membantu manusia.
Cinta susah untuk ditebak, datang dengan tiba
tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Datang kepada siapa pun yang
mampu memikatnya. Tiap hal yang menarik perhatiannya. Dan tiap perubahan iklim
disekitarnya yang merubah segala kebijakan hatinya.
Cinta itu sensitive. Peka terhadap hal sekecil
apa pun. Mudah luluh ketika seseorang datang membawa ketulusan. Mudah tertarik
pada seseorang yang peduli padanya. Mudah iba pada seseorang yang
berjuang untuknya. Dan mudah resah ketika seseoarang itu hilang dan
meninggalkannya. Entah siapa pun ia, cinta akan menerimanya dengan segala
kemuliaan.
Seorang pemuda bertanya : “Salah kah aku ketika
mencintainya?” Ia datang membawa sesuatu yang hilang dariku. Sesuatu yang dulu
pernah aku rasakan. Membawa ketulusan dari hatinya. Membawa senyum dan tawa
manis ketika bertemu dengannya. Menghujani hati yang telah menjadi gurun dengan
air. Sejuk, damai dan tenang.
“Salah kah aku merindukannya?” Ia berada jauh
disana. Tak kunjung pulang menemuiku. Menanti hadirnya yang tak kunjung tiba.
Resah hati ini menunggunya. Sepi tanpa kehadirannya. Mengharap sesuatu yang
dulu pernah aku rasakan. Salahkah aku berlaku demikian?
Mengkhawatirkan kesehatannya. Menghawatirkan
tangisnya. Resah akan kepergiannya. Kegelisahan itu terus menyelimuti bak
mendung tiada mentari. Yang ku inginkan hanya satu, hadirnya disisi ku walau
hanya sekejap mata. Serasa dapat mengobati rintihan hati yang tak kunjung usai.
“Begitu indahnya cinta, apakah salah bila aku
melakukan demikian?”
Pemuda lain menjawab : “Bukan salah atau benar,
bukan pula boleh atau tidak. Namun tepat atau tidak perkara itu ditempatkan.
Sahabat, renungkanlah bahwa yang engkau alami adalah Nafsu. Bukan cinta.”
Karena cinta membawa pada ketenangan dan kedamaian, bukan kegelisahan dan
kegundahan.
To be
Continou…
0 komentar:
Posting Komentar