Home » » Sistem Jalur Tunggal Jl. C. Simanjuntak

Sistem Jalur Tunggal Jl. C. Simanjuntak


Sistem Jalur Tunggal Jl. C. Simanjuntak
Oleh : *Harun Abdul Aziz

Jalan C. Simanjuntak, siapa sih yang tak tahu jalan ini?? Sebagai salah satu jalur jantung Kota Yogyakarta tentu sudah familier di telinga pembaca sekalian. Jalan seluas 5 meter ini menghubungkan langsung antara kota Yogyakarta dengan kaliurang (Merapi). Bila Anda hendak menuju kaliurang maka akan melewati jalan ini dari arah selatan. Sebelum sampai jalan Kaliurang, jalan C. Simanjuntak inilah penghubungnya. Ruas jalan yang penting sebagai jalur jantung ibu kota.
Letaknya juga cukup strategis, berada diselatan kampus UGM dan terdapat beberapa pusat perbelanjaan didalamnya. Tengok saja Mirota kampus di jalan C. Simanjuntak no 70, pusat perbelanjaan muslim KARITA dan PAND’S, SPBU di ruas selatan jalan C. Simanjuntak. Dan masih banyak lagi bentuk usaha yang menjamur dikanan kiri ruas jalan, Els’ Computer, aneka rumah makan (Pondok cabai, Hot, Ayam bakar Bu Nini dsb) juga tak ketinggalan, foto copy, counter handphone, Ruko Dr. Yap yang baru saja diresmikan dan masih banyak lagi roda perekonomian yang berjalan di ruas jalan C. Simanjuntak ini. Selain itu, terdapat pula tempat pendidkian formal, diantaranya SMA N 6 Yogyakarta di Jl. C. Simanjuntak no 6 dan MAN Yogyakarta 1 di Jl. C. Simanjuntak no 60. Serta beberapa tempat pendidikan non formal lainnya, Neutron dan tempat kursus lainnya.
Dengan letak yang begitu strategis dan potensi yang sangat besar tentu memiliki dampak tersendiri. Salah satu dampak tersebut adalah adanya kemacetan yang sering terjadi pada ruas jalan C. Simanjuntak ini. Terhitung pada pukul 06.00-09.00 jalan C.Simanjuntak tak pernah sepi oleh lalu lintas yang melintas. Kemudian dilanjutkan pada pukul 14.00-16.00 yang juga tak kalah padat akibat lalu lintas yang lalu lalang didalamnya. Hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat memang telah memilih jalan ini untuk melakukan aktifitasnya baik di pagi dan juga sore hari. Letaknya yang strategis sebagai jalur alternative ke berbagai tujuan arah menjadi factor penting dalam kemacetan ini.
Lebar jalan yang kurang memadai juga menjadi factor yang mempengaruhi. Tercatat kurang lebih lebar 5 meter ini sangat kurang ketika harus menampung begitu banyak jenis kendaraan yang melintas. Apalagi lebar 5 meter tersebut bukan lebar bersih karena masih dipotong untuk area parker mobil pada beberapa ruas jalan yang ada. Area yang kurang luas  menjadikan beberapa kendaraan harus parkir di pinggir jalan untuk keperluannya masing-masing. Kondisi ini kian diperparah dengan adanya penjual yang berjualan pada trotoar dan beberapa becak yang juga mangkal di pinggir-pinggir jalan C. Simanjuntak. Tata ruang yang kurang efisien diterapkan pada jalan C. Simanjuntak ini.
Dampak yang dihasilkan tidak hanya kemacetan saja namun juga tingkat polusi dan pencemaran udara. Polusi yang ditimbulkan pun beragam, diantaranya gas karbon monoksida (CO) hasil pembakaran tidak sempurna, gas Karbon dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NO), dan gas Hidrokarbon lainnya yang sangat berpengaruh pada kesehatan manusia dan alam. Kemacetan sendiri memeliki kontribusi polusi udara yang cukup banyak, berkisar antara 1-15% bergantung pada lama kemacetan dan panjangnya. Akibatnya temperature udara disekitar jalan C. Simanjuntak ini mulai meningkat, seiiring bertambahnya pembangunan dan volume kendaraan yang melintas. Udara panas, debu dan asap telah menjadi makan sehari-hari ketika melintas ruas jalan ini.
Pemerintah sendiri belum melakukan upaya yang berarti pada permasalahan ini. Isu pelebaran jalan agaknya kurang efektif untuk menangani permasalahan ini. Lahan yang minim menjadi factor utama kurang efektifnya alternative ini. Ketika harus membebaskan lahan untuk pelebaran jalan, berapa ratus M yang harus dikeluarkan. Padahal roda ekonomi, bisnis serta usaha telah menjamur dikanan kiri ruas jalan.
Alternative terbaik adalah dengan membuka jalur tunggal pada ruas jalan ini. System satu arah menjadi lebih efisien dan efektif dalam pemecahan permasalahan ini. Dengan system ini lebar jalan akan lebih mencukupi untuk berbagai jenis kendaraan yang melintas dan kemacetan pun akan terpecahkan. Daripada harus melakuka pelebaran jalan yang hanya memandang proyek semata. Simulasi system satu arah ini dapat diterapkan untuk arah selatan. Artinya bahwa jalan C. Simanjuntak ini memang difungsikan sebagai jalur alternative menuju Kota. Mulai dari perempatan Mirota kampus hingga pertigaan Jl. Jendral Sudirman. Dengan kata lain bahwa arus dari selatan tidak diperkenankan untuk melaju ke utara. Walaupun nantinya alternative ini masih menimbulkan pro kontra, namun patut dipertimbangkan mengingat kondisi dan perkembangan zaman yang makin crowdid dan terus berkembang.
Harun Abdul Aziz
Mahasiswa Teknik Lingkungan FTSP-UII

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

1 komentar:

 
Support : Copyright © 2011. :: Harun A. Aziz :: - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger