Hazardous Polutan
*Oleh :
Harun Abdul Aziz (10.513.074)
1. Timbal
(Pb)
Timbal
adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom
82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin
Plumbum. Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di
dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas
manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang
terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam
bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi,
bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil.
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena
sifatnya yang toksik (beracun) terhadap
manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan,
minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
Toksisitas
Keracunan
akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya :
1. Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)
3. Memperpendek umur sel darah merah
Timbal
bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah 35 hari, dalam jaringan
ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang selama 30 hari. Kandungan Pb dalam darah berkorelasi
dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin tinggi kadar Pb dalam darah, semakin
rendah poin IQ. Apabila dalam darah ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas
normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari), maka akan terjadi penurunan kecerdasan
intelektual.
2. Karbon
Monoksida (CO)
A.
Sifat Fisika
Dan Kimia
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk
senjawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan
karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida
merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal
berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi
bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan
pigmen darah yaitu haemoglobin.
B.
Sumber Dan
Distribusi
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk
secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Korban monoksida yang berasal dari alam
termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan
dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor,
terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO
dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari
jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin
dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara
dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO
(1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi
kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para
perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.
Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku
dapur rumah tangga dan tungku pemanas ruang. Karbon monoksida yang bersumber
dari dalam ruang (indoor) terutama berasal dari alat pemanas ruang yang
menggunakan bahan bakar fosil dan tungku masak. Kadar nya akan lebih tinggi
bila ruangan tempat alat tersebut bekerja, tidak memadai ventilasinya. Namun
umunnya pemajanan yang berasal dari dalam ruangan kadarnya lebih kecil
dibandingkan dari kadar CO hasil pemajanan asap rokok.
Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi tergantung
dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan
umumnya ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada
pagi dan malam hari. Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh
topografi jalan dan bangunan disekitarnya.
C. Dampak Terhadap
Kesehatan
Karakteristik biologik yang paling penting dari CO
adalah kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah
yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Akibatnya tubuh
akan kekurangan oksigen dan hal ini bisa menimbulkan pusing, sesak nafas,
muntah-muntah, kehilangan kesadaran bahkan sampai pada kematian.
Hubungan yang telah diketahui tentang merokok dan
peningkatan risiko penyakit jantung koroner menunjukkan bahwa CO kemungkinan
mempunyai peran dalam memicu timbulnya penyakit tersebut (perokok berat tidak
jarang mengandung kadar HbCO sampai 15 %). Namun tidak cukup bukti yang
menyatakan bahwa karbon monoksida menyebabkan penyakit jantung atau paru-paru,
tetapi jelas bahwa CO mampu untuk mengganggu transpor oksigen ke seluruh tubuh
yang dapat berakibat serius pada seseorang yang telah menderita sakit jantung
atau paru-paru.
3.
Nitrogen Oksida (NOx)
A.
Sifat Fisika
Dan Kimia
Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen
yang terdapat di atmosfir yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2). Walaupun ada bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas
tersebut yang paling banyak diketahui sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen
monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sebaliknya nitrogen
dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam.
Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah
lebih besar daripada NO2. Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara
nitrogen dan oksigen diudara sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut
dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2.
Udara terdiri dari 80% Volume nitrogen dan 20%
Volume oksigen. Pada suhu kamar, hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen
untuk bereaksi satu sama lainnya. Pada suhu yang lebih tinggi (diatas 1210°C) keduanya
dapat bereaksi membentuk NO dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan
pencemaran udara. Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya
mencapai 1210 – 1.765 °C, oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang
penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dari proses
pembakaran.
B. Sumber
Dan Distribusi
Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen ( NOx ) yang
dibebaskan ke udara, jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi
oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak
merupakan masalah karena tersebar secara merata sehingga jumlahnya menjadi
kecil. Yang menjadi masalah adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan
manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat tertentu.
Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10–100 kali
lebih tinggi dari pada di udara pedesaan. Kadar NOx diudara daerah perkotaan
dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh
kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari
pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor,
produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia
berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin.
Kadar NOx di udara dalam suatu kota bervariasi
sepanjang hari tergantung dari intensitas sinar mataharia dan aktivitas kendaraan
bermotor.
Perubahan kadar NOx berlangsung sebagai berikut :
a.
Sebelum
matahari terbit, kadar NO dan NO2 tetap stabil dengan kadar sedikit lebih
tinggi dari kadar minimum seharihari.
b.
Setelah
aktifitas manusia meningkat ( jam 6-8 pagi ) kadar NO meningkat terutama karena
meningkatnya aktivitas lalulintas yaitu kendaraan bermotor. Kadar NO tetinggi
pada saat ini dapat mencapai 1-2 ppm.
c.
Dengan terbitnya
sinar matahari yang memancarkan sinar ultra violet kadar NO2 ( sekunder ) kadar
NO2 pada saat ini dapat mencapai 0,5 ppm.
d.
Kadar ozon
meningkat dengan menurunnya kadar NO sampai 0,1 ppm.
e.
Jika
intensitas sinar matahari menurun pada sore hari ( jam 5-8 malam ) kadar NO
meningkat kembali.
f.
Energi
matahari tidak mengubah NO menjadi NO2 (melalui reaksi hidrokarbon) tetapi O3
yang terkumpul sepanjang hari akan bereaksi dengan NO. Akibatnya terjadi
kenaikan kadar NO2 dan penurunan kadar O3.
g.
Produk akhir
dari pencemaran NOx di udara dapat berupa asam nitrat, yang kemudian diendapkan
sebagai garam garam nitrat didalam air hujan atau debu. Merkanisme utama
pembentukan asam nitrat dari NO2 di udara masih terus dipelajari Salah satu
reaksi dibawah ini diduga juga terjadi diudara tetapi diudara tetapi peranannya
mungkin sangat kecil dalam menentukan jumlah asam nitrat di udara.
h.
Kemungkinan
lain pembentukan HNO3 didalam udara tercemar adalah adanya reaksi dengan ozon
pada kadar NO2 maksimum O3 memegang peranan penting dan kemungkinan terjadi
tahapan reaksi sebagai berikut :
O3 + NO2 ----Ã NO3 + O2
NO3 + NO2 -----Ã N2O5
N2O5 + 2HNO3 ----Ã 2HNO3
Reaksi tersebut diatas masih terus dibuktikan
kebenarannya, tetapi yang penting adalah bahwa proses-proses diudara mengakibatkan
perubahan NOx menjadi HNO3 yang kemudian bereaksi membentuk partikel-partikel.
C. Dampak
Terhadap Kesehatan
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi
manusia. Penelitian menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO.
Selama ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan
kematian. Diudara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2
yang bersifat racun. Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO
dengan dosis yang sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syaraf
dan kekejangan. Penelitian lain menunjukkan bahwa tikus yang terkontak dengan
NO sampai 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian
diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 4–6 menit.
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar
NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang
percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan
paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100%
kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Kontaminasi
NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan
dalam bernafas.
Refrensi :
PP no 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
Baku Mutu Udara Ambian Nasional
No.
|
Parameter
|
Waktu
Pengukuran
|
Baku Mutu
|
Metode
Analisis
|
Peralatan
|
|
|
|
|
|
|
1
|
SO2
|
1
Jam
|
900
ug/Nm3
|
Pararosanilin
|
Spektrofotometer
|
|
(Sulfur Dioksida)
|
24
Jam
|
365
ug/Nm3
|
|
|
|
|
1
Thn
|
60
ug/Nm3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
CO
|
1 Jam
|
30.000 ug/Nm3
|
NDIR
|
NDIR Analyzer
|
|
(Karbon Monoksida)
|
24 Jam
|
10.000 ug/Nm3
|
|
|
|
|
1
Thn
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
NO2
|
1 Jam
|
400 ug/Nm3
|
Saltzman
|
Spektrofotometer
|
|
(Nitrogen Dioksida)
|
24 Jam
|
150 ug/Nm3
|
|
|
|
|
1 Thn
|
100 ug/Nm3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
O3
|
1
Jam
|
235
ug/Nm3
|
Chemiluminescent
|
Spektrofotometer
|
|
(Oksidan)
|
1
Thn
|
50
ug/Nm3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
HC
|
3
Jam
|
160
ug/Nm3
|
Flame
Ionization
|
Gas
|
|
(Hidro Karbon)
|
|
|
|
Chromatogarfi
|
|
|
|
|
|
|
6
|
PM10
|
24
Jam
|
150
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
- Vol
|
|
(Partikel < 10 um )
|
|
|
|
|
|
PM2,5 (*)
|
24
Jam
|
65
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
- Vol
|
|
(Partikel < 2,5 um )
|
1
Thn
|
15
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
- Vol
|
|
|
|
|
|
|
7
|
TSP
|
24
Jam
|
230
ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi
- Vol
|
|
(Debu)
|
1
Thn
|
90
ug/Nm3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Pb
|
24 Jam
|
2 ug/Nm3
|
Gravimetric
|
Hi � Vol
|
|
(Timah Hitam)
|
1 Thn
|
1 ug/Nm3
|
Ekstraktif
|
|
|
|
|
|
Pengabuan
|
AAS
|
|
|
|
|
|
|
9.
|
Dustfall
|
30
hari
|
|
|
|
|
(Debu Jatuh )
|
|
10
Ton/km2/Bulan
(Pemukiman)
|
Gravimetric
|
Cannister
|
|
|
|
20
Ton/km2/Bulan
|
|
|
|
|
|
(Industri)
|
|
|
10
|
Total Fluorides (as F)
|
24
Jam
|
3
ug/Nm3
|
Spesific
Ion
|
Impinger
atau
|
|
|
90
hari
|
0,5
ug/Nm3
|
Electrode
|
Countinous
Analyzer
|
11.
|
Fluor Indeks
|
30
hari
|
40
u g/100 cm2 dari kertas limed filter
|
Colourimetric
|
Limed
Filter
Paper
|
|
|
|
|
|
|
12.
|
Khlorine &
|
24
Jam
|
150
ug/Nm3
|
Spesific
Ion
|
Impinger
atau
|
|
Khlorine Dioksida
|
|
|
Electrode
|
Countinous
Analyzer
|
|
|
|
|
|
|
13.
|
Sulphat Indeks
|
30
hari
|
1
mg SO3/100 cm3
|
Colourimetric
|
Lead
|
|
|
|
Dari
Lead Peroksida
|
|
Peroxida
Candle
|