Terimakasih
Terimakasih kau telah diam..
Terimakasih kau tak menjawab pertanyaan
ku..
Terimakasih kau tak terpancing hasutan
ku..
Dan terimakasih telah menjual mahal
diri mu untuk ku..
Ini bukanlah akhir dari
segalanya, namun justru permulaan yang sangat indah dan baru saja dimulai.
Inilah perjuangan yang sesungguhnya untuk mendapatkan hati mu kembali. Mahal
kan dirimu, persulit diri ku untuk mendapatkanmu. Dan buktikan bahwa kau memang
layak untuk mendapat cinta yang agung
nan indah. Bahwa kau memang layak untuk dicinta dan mendapatakan cinta yang
luar biasa dariku. Bahwa memang kau lah wanita terhebat dan yang paling mulia,
yang paling pantas berada disampingku. Buktikan itu.
Terimakasih
kau telah diam..
Diam mu adalah misteri
bagiku. Diam mu adalah keingin tahuan bagiku. Dan diam mu adalah tantangan
bagiku. Secuek apa pun kamu, seangkuh apa pun kamu, sesulit apa pun dan sekeras
apa pun hatimu yang tak mau menerimaku, suatu saat nanti pasti akan ku
taklukkan, akan ku rebut dan akan ku dapatkan kembali hatimu. Disaat itulah
seluruh bumi berguncang dan menjadi saksi, seluruh malaikat turun membawa
barokah dan seluruh makhluk bertasbih memohon keberkahan untuk kita. Ya.. saat
ku lantangkan ijab ku untuk mu.
Saat itu pula rasa
mahal mu, angkuh mu dan cuek mu selama ini akan berubah menjadi ketaatan
yang benar-benar tunduk ikhlas menerima ku sebagai imam. Ketaatan yang
benar-benar tulus patuh atas semua perintah ku. Ketaatan yang menjadikanmu mulia disisiku. Ketaatan seorang istri yang
tak akan lagi menghianati dan berpaling. Dan ketaatan yang tak akan pernah aku
dapatkan dari gadis mana pun juga.
Terimakasih
kau telah mengembalikanku pada posisi nol..
Saat ku ragu akan jalan
langkah ku. Atau saat ku yakin akan jalan ku namun berbubah menjadi kegundahan.
Saat ku melenceng dari jalur yang benar. Saat ku terlalu jauh dari rute
kebenaran. Kau mampu mengembalikanku pada posisi netral. Posisi dimana aku
harus berlaku mandiri dan tak bergantung pada siapa pun. Posisi dimana
seharusnya aku mencari jati diri tanpa intervensi dari siapa pun. Dengan posisi
netral atau nol ini, maka semakin mantablah langkahku untuk menuju pribadi yang
unggul. Semakin yakin pula bahwa jodoh memang telah diatur. Tak perlu lagi
bimbang pilihan jodoh mana yang akan tembus. Tak perlu lagi ambisius merengek
rengek meminta jadi kekasih hati. Tak perlu lagi gundah karena tak menemukan
jodoh. Karena semua itu berkat posisi nol dan netral. Hanya Allah lah Tuhan
yang Maha Tahu dan Pemberi Keputusan dan Takdir yang Bijaksana.
Terimakasih…
0 komentar:
Posting Komentar