2 Cinta
Cinta bisa datang kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
Siapa saja. Tua ataupun muda, yang belum menikah ataupun yang telah menikah. Baik laki laki ataupun perempuan. Semua memiliki kesempatan untuk menikmati cinta.
Dimana saja. Entah di gunung, laut, daratan atau langit sekalipun. Semua dapat merasakan cinta. Karena cinta tak memandang ruang dan jarak.
Kapan saja. Dari kecil hingga dewasa, ketika SMA ataupun kuliah. Mau hari ini atau esok. Semua penggalan waktu mempunyai hak untuk menjadi saksi atas turunnya cinta ini.
Tak dapat kita pungkiri kehadirannya. Tak bisa pula kita menghidari atau bahkan menghapusnya. Karena cinta itu tidak untuk dihapus tapi diurus.
Menikmati cinta adalah suatu seni kehidupan dimana kita bisa merasa bahagia dengannya, menemukan ketenangan bersamanya, memiliki semangat karennya.
Cinta yang pertama adalah cinta yang benar benar tulus dalam hati. Tidak dibuat buat dan rela bekorban untuk apa pun. Tak mampu ia membuka sedikit saja untuk cinta yang lain. Ia juga akan mempertahankan sampai akhir sekalipun. Tak ada yang bisa memisahkan cinta ini. Ego nya tinggi dan api cemburunya mudah tersulut kapan saja.
Ketika cinta pertama mulai luntur, kepercayaan pun ikut luntur. Ketidakpuasan menyelimutinya. Kesepian menghantuinya. Dan akhirnya sampai pada satu titik dimana cinta itu tidak adil.
Kemudian datang Cinta berikutnya. Ia adalah luapan kebahagiaan ketika cinta pertama mulai redup. Dimana ia dapat mengubah sepi menjadi hepi, gundah menjadi menggugah dan hidup menjadi lebih hidup. Senyum dan tawa mengobati bekas lukanya. Meringankan beban yang selama ini diemban.
Namun kawan, sejatinya manusia ialah untuk saling melengkapi. Para penikmat cinta percaya bahwa cinta akan datang dengan tiba-tiba. Tidak hanya sekali dua kali. Cinta akan datang berkali kali kepada siapa saja yang mampu menikmati cinta. Salah kah ketika Cinta kedua, ketiga dan seterusya muncul?
Pun demikian, apakah kita akan menolak cinta itu lalu berpura pura mendustai cinta yang datang? Bukan kah cinta datang untuk dinikmati, bukan untuk mencerai berai. Bukan untuk memicu pertengkaran. Dan bukan untuk disalahkan.
Cinta itu indah, Se-indah Penciptanya. Sesuatu menjadi indah ketika tepat waktunya dan pada tempat yang benar. Jangan salahkan cinta ketika ia datang untuk ke sekian kalinya namun menimbulkan kecemburuan dan perselisihan. Bukan cinta yang salah, ia datang begitu saja. Waktu dan tempat lah yang diperhitungkan. Apakah waktu cinta yang datang tepat? pada kondisi yang tepat kah?
Menikmati cinta merupakan sebuah kesenian dimana tidak ada rumus pasti. Semua mengalir apa adanya. Ketika seseorang marah dan cemburu bila datang cinta kedua dan ketiga, maka ia belum memahami nikmat cinta. Keegoisan lah yang menutup nikmat cinta. Kesombongan lah yang memisahkan dirinya dengan nikmat cinta.
Menikmati cinta dapat dirasakan ketika seseorang mampu memuliakan cinta, menghargai cinta yang lain, menerima apa adanya akan cinta kedua dan cinta yang lain, serta mensucikan cinta yang datang itu sebagai sebuah nikmat. Bukan memperoloknya, menyalahkannya dan mendendamnya. Bukan pula menjadikannya sebagai alat pemcerai berai, alat permusuhan dan alat perselisihan. Cinta yang hadir berikutnya bukan untuk merusak.
Tidak semua orang dapat menikmati cinta, hanya yang memiliki jiwa besar, pikiran positive dan mampu mengendalikan emosi yang mampu menikmati cinta.
Memikmati cinta : (adalah) memuliakan dan mengahargai cinta, baik yang datang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Salam Penikmat Cinta..
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website
0 komentar:
Posting Komentar