MUBES/LPJ 2013

Ingat kawan, LPJ tinggal menghitung hari. dan besok ahad siap untuk segala kondisi...

First of all, mari kita mulai dengan format LPJ itu sendiri, silahkan klik disini untuk men-download filenya. saya sertakan juga refrensi LPJ th lalu beserta Proker periode ini.


kedua, Dikumpulkan dalam bentuk soft file. bisa via FD ke saya, atau via email ke : harun_enviro@yahoo.com
khusus untuk lampiran disendirikan, hardcopy, diklip jadi 1 bendel.
#dikumpulkan satu divisi satu lampiran.


kaping tigo, Batas pengumpulan LPJ diserahkan paling lambat hari kamis, 28 Februari 2013 (toleransi sampai hari jumat, 1 Maret 2013 pukul 23.59.59 WIB). diluar jam tersebut silahkan copy dan print sendiri.


Arba',  masing2 divisi membuat slide (PPT) untuk dipresentasikan ketika MUBES



Finally, Good luck for your job.. ^^





Teori Papan Kayu

*Oleh: Deddy Sussantho

Jika hati itu ibarat papan kayu, maka pasangan hidup adalah pakunya. Sedang lubang yang tertinggal di papan tatkala paku dicabut adalah kenangan. Meski paku tak lagi bersarang, namun tubuh
papan telah berubah. Tubuhnya kini tak lagi mulus lantaran lubang-lubang yang bersemayam. Banyaknya lubang tentu saja tergantung dari banyaknya paku yang sempat tertanam. Dan besar kecilnya lubang tergantung pula dari bagaimana paku mengoyak papan kayu.

Harus diakui, siapa pun orang di sekitar kita pasti memiliki tempat tersendiri di hati. Berdasarkan perbedaan porsi, muncullah klasifikasi status sosial-pribadi: kenalan, teman, sahabat, saudara, keluarga, atau bahkan kekasih. Klasifikasi tersebut memiliki satu pondasi: cinta.

Cerpen


oh ternyata..  aku punya tulisan kayak gini juga ya. haha..
 jadi malu serius.


Tentang tulisan ini : #dibuat untuk tugas b.indonesia (suruh buat cerpen)
#tugas SMP pa ya
#dulu ngetik dimana ya..masih belum punya komputer dirumah, hhe

udah deh, cekidot aj :


Alhamdullilahilladzi ahyana ba’da maa amatana wa ilaihinnusyuur, itulah kalimat yang dibaca oleh Afid setelah ia bangkit dari ranjangnya. Memang , pagi itu udara terasa sejuk sekali. Fajar pun mulai menyingsing. Namun,  matahari belum menampakkan kelokanya, suasannya pun juga masih agak gelap. Kala itu, kumandang adzan saling bersahutan menjadi sebuah irama yang tersusun rapi. Syair-syair panggilan illahi itu menggema diseluruh permukaan bumi. Dikala semua orang terlelap dalam mimpi mereka, seruan adzan berlantunan. Ashalatu khairum minannauum, sungguh, suatu seruan yang sangat menyentuh hati.

Ikuti Kata Hatimu



Aku tahu aku ini tidak sempurna. Namun dari ketidaksempurnaanku aku punya pilihan untuk melanjutkan hidup. Bagaimana aku harus memilih, bagaimana aku harus memutuskan dan bagaimana aku harus mengambil langkah selanjutnya. Dan semua itu terjadi begitu saja.

Saat ini, aku sedang dihadapkan pada beberapa pilihan. Opsi pilihan yang cukup berat karena semua pilihan ada kelebihan maupun kekurangan sendiri-sendiri. Sudah jadi barang tentu ketika dihadapan dengan pilihan maka pasti ada sesuatu yang dikorbankan, karena kita sebagai manusia tak mungkin untuk mengambil 2 atau lebih pilihan tersebut. Ketika aku melepas pilihan 1 untuk menetap pada pilihan 2 pasti ada sesuatu yang hilang dari keputusan itu. Begitu juga sebaliknya dan berlaku pada pilihan 3.

Ketika Akhwat Harus Memulai Sebuah “Pinangan”



Mencoba untuk menjawab diskusi yang terhenti pada sebuah pertanyaan, "sekarang aku tanya, bagaimana coba ikhtiarnya seorang perempuan/akhwat?"
#mak deg.. mikirpanjang
(waduh jadi panjang ini, dalam hati berbisik)

emm, mungkin ini bisa sedikit menjelaskan. cekidot :

NB : tapi maaf sebelumnya, karena saya ini tipe2 yang kurang setuju juga kalau akhwat/perempuan itu harus "dekem" dirumah dan ga tau dunia luar (baca=cuek). dan bla..bla..bla..
ya terserah deh, mau jaga diri,terhindar fitnah ato apalah. tapi akan saya acungi jempol banyak bagi perempuan/akhwat yang punya segudang pengalaman, ketrampilan ini itu dan "grapyak" sama orang. wa.. dapet nilai plus deh.

ok2, kembali ke benang merah. terkait dengan ikhtiar nya seorang perempuan/akhwat.
 
***


Kala hati ini bergejolak
Siapa yang tau
Ketika hati ini semakin gundah
Siapa yang tau
 
Salahkah diri ini ketika harus menawarkan diri
Aku cinta bukan untuk kehinaan
Tapi untuk kebaikan hati dalam ridho Tuhan

Pernikahan adalah suatu hal yang sangat penuh dengan nilai kebaikan dan kesempurnaan. Tak sedikit para ikhwan dan akhwat yang hatinya penuh dengan gejolak karena syahwat dunia yang semakin hari semakin sulit untuk di bendung.

Wanita butuh Kepastian



Wanita itu jahat. Kok bisa?

Misalnya nih, ada satu pasang laki-laki dan wanita yang sedang menjalani masa ta’aruf dan memiliki ketertarikan yang sama. Namun ditengah-tengah  ta’aruf mereka datang seorang laki-laki hendak melamar si wanita tersebut. Nah.. yang jadi pertanyaan adalah apa yang akan dilakukan oleh si wanita itu? Apakah ia akan tetap mempertahankan laki-laki yang sedang berta’aruf dengannya atau ia akan menerima lamaran laki-laki kedua.

Jika kamu adalah seorang wanita apa yang akan kamu lakukan?
Bingung? Galau? Ragu?

Hmm, Pasti engkau berfikir bahwa dengan laki-laki yang pertama kejelasan statusnya belum jelas. Ya..walaupun ia/laki-laki sudah berkeinginan untuk segera melamar mu, tapi itu pun belum cukup bagi seorang wanita sepertimu kan? Karena wanita itu butuh kepastian yang jelas, butuh yang pasti-pasti, tidak mlenca-mlence dan bimbang tarik ulur. Seperti itu kan prinsipmu wahai fulan?
Sedangkan laki-laki yang kedua datang dengan kepastian yang pasti, dan barangkali secara ekonomi juga sudah mapan. Tentu itu akan sedikit banyak mempengaruhi pertimbanganmu untuk menerima sang calon suami. Dan pada akhirnya engkau akan menerima lamaran laki-laki kedua dan meninggalkan laki-laki pertama yang sebelumnya kalian telah berta’aruf.
(pembahasan ini terlapas dari konsekuensi bahwa jodoh itu sudah diatur atau semacamnya lah, namun tulisan ini menggunakan sisi lain. Dengan kacamata seorang laki-laki tentunya)
***

 
Support : Copyright © 2011. :: Harun A. Aziz :: - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger